Cabang olahraga bulu tangkis memang selalu sukses menyita perhatian publik di setiap laga kejuaraan dunia. Terlebih dalam ajang bergengsi Olimpiade yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali, wakil Indonesia kerap dianggap sebagai lawan tangguh yang gak mudah ditaklukkan.
Sayangnya, perjalanan sederet sicbo atlet bulu tangkis ganda putri Indonesia memang punya catatan tersendiri. Sejak keikutsertaannya pertama kali pada tahun 1992, ganda putri Indonesia baru sukses menembus partai final pada Olimpiade Tokyo 2020. Akhirnya mempersembahkan medali emas, berikut sederet perjalanan ganda putri Indonesia sepanjang sejarah keikutsertaan di Olimpiade.
1. Olimpiade Barcelona 1992
Indonesia resmi mengirimkan wakil di nomor ganda putri cabang olahraga bulu tangkis pertama kali pada gelaran Olimpiade tahun 1992 di Barcelona, Spanyol. Pada waktu itu, Indonesia menurunkan dua pasang pebulu tangkis ganda putri terbaik, yaitu Erma Sulistianingsih/Rosiana Tendean dan Finarsih/Lili Tampi.
Erma Sulistianingsih/Rosiana Tendean berhenti di babak pertama, sedangkan Finarsih/Lili Tampi berhasil melaju hingga babak perempat final sebelum dikalahkan oleh wakil Korea Selatan, Gil Young Ah/Shim Eun Jung. Babak perempat final pun akhirnya menjadi pencapaian terbaik dari wakil Indonesia untuk ganda putri di cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade.
2. Olimpiade Atlanta 1996 dan Olimpiade Sidney 2000
Meski untuk cabang olahraga bulu tangkis tetap berhasil menyumbangkan medali emas bagi Indonesia, sayangnya langkah wakil ganda putri tidak terlalu mulus dalam Olimpiade tahun 1996 di Atlanta, Georgia. Kala itu, ganda putri Indonesia yang diwakili oleh Finarsih/Lili Tampi takluk di babak kedua dan pasangan Eliza Nathanael/Zelin Resiana kembali terhenti sampai perempat final.
Selang satu periode, Indonesia kembali mengirimkan wakil cabor bulu tangkis untuk ganda putri di Olimpiade Sidney tahun 2000. Sayang, Indonesia masih belum berhasil juga menorehkan prestasi baru. Etty Tantri/Cynthia Tuwankotta, wakil ganda putri bulu tangkis Indonesia kala itu, juga hanya mampu melaju sampai babak perempat final.
3. Olimpiade Athena 2004 dan Olimpiade Beijing 2008
Dalam gelaran Olimpiade Athena tahun slot gacor terbaru 2004, wakil ganda putri Indonesia juga masih belum berhasil meraih pencapaian berupa medali. Jo Novita/Lita Nurlita yang kala itu menjadi andalan mewakili tim ganda putri Indonesia hanya mampu tampil sampai babak kedua.
Gak berbeda jauh, dalam Olimpiade Beijing 2008 Slot Gacor Indonesia juga masih belum mampu menorehkan catatan terbaiknya. Kala itu ada Liliyana Natsir/Vita Marissa yang sempat meraih banyak prestasi di beberapa kejuaraan harus menelan kekalahan dan terhenti di babak pertama.
4. Olimpiade London 2012
Di Olimpiade London tahun 2012, Greysia Polii yang masih berpasangan dengan Meiliana Jauhari pada Olimpiade London 2012. Mereka sebenarnya mendapat kesempatan untuk melaju ke babak perempat final. Dua kemenangan yang diraih pada babak penyisihan grup menempatkan mereka di posisi kedua.
Sayangnya, mereka malah terkena diskualifikasi dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) atas sangkaan mencederai asas sportivitas. Greysia Polii/Meiliana Jauhari dianggap sengaja mengalah saat menghadapi wakil dari Korea Selatan untuk menghindari laga tanding dengan wakil dari China.
5. Olimpiade Rio 2016
Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, menjadi momen comeback Greysia Polii setelah terpaksa menelan pil pahit hukuman diskualifikasi. Berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari, kala itu mereka menjadi unggulan ketiga cabor bulu tangkis ganda putri Indonesia.
Sayangnya, langkah Greysia Polii/Nitya Krishinda pun harus kembali terhenti di babak perempat final. Mereka dipaksa takluk dua set langsung dari wakil China, Yu Yang/Tang Yuanting.
6. Olimpiade Tokyo 2020
Greysia Polii/Apriyani Rahayu seolah membawa angin segar dan jadi harapan Indonesia mendapatkan medali emas. Benar saja, pasangan yang selalu tampil kompak di dalam dan luar lapangan ini berhasil mempersembahkan medali emas pertama kali untuk Indonesia di nomor ganda putri cabor bulu tangkis.
Menyuguhkan pertandingan sengit dan menegangkan, Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil memenangkan laga lewat dua set langsung 21-19 dan 21-14 dari pasangan asal China, Chen Qingchen/Jia Yifan. Rasa bangga bercampur haru pun mewarnai kemenangan mereka yang memang sudah sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.